Sejarah adalah kumpulan peristiwa yang membentuk perjalanan umat manusia. Namun, dalam perjalanan waktu, banyak mitos dan salah kaprah yang berkembang seiring berjalannya cerita sejarah. Mitos-mitos ini sering kali dianggap benar oleh masyarakat luas karena sudah turun-temurun diajarkan atau diceritakan, meskipun kenyataannya seringkali jauh dari kebenaran. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima mitos sejarah dunia yang sering bikin salah kaprah.
1. Kolumbus Menemukan Amerika
Salah satu mitos sejarah yang paling terkenal adalah klaim bahwa Christopher Columbus adalah orang pertama yang “menemukan” Amerika pada tahun 1492. Kenyataannya, jauh sebelum Columbus melakukan pelayarannya, Benua Amerika sudah dihuni oleh penduduk asli, seperti suku Aztec, Maya, dan Inca di Amerika Tengah dan Selatan, serta berbagai suku lainnya di Amerika Utara. Bahkan, penjelajah Viking asal Islandia, Leif Erikson, telah mencapai Amerika Utara (sekitar wilayah yang sekarang disebut Newfoundland) sekitar tahun 1000, lebih dari 400 tahun sebelum Columbus berlayar.
Columbus memang memperkenalkan dunia Eropa kepada benua Amerika, namun dia tidak “menemukan” benua tersebut dalam arti sesungguhnya, karena sudah ada banyak peradaban yang berkembang di sana. Mitos ini mencerminkan pandangan Eropa yang cenderung menganggap bahwa “penemuan” hanya terjadi ketika mereka datang dan menjelajah wilayah-wilayah baru.
2. Napoleon Itu Pendek
Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis yang terkenal dengan ambisi dan kehebatannya dalam medan perang, sering digambarkan sebagai seorang pria pendek. Mitos ini begitu melekat hingga membuat banyak orang percaya bahwa Napoleon memang seorang pria kecil. Namun, kenyataannya, Napoleon tidaklah setinggi yang kita bayangkan. Dia memiliki tinggi sekitar 5 kaki 7 inci (sekitar 170 cm), yang merupakan rata-rata tinggi pria Prancis pada zamannya.
Mitos ini kemungkinan muncul karena kebingungannya mengenai sistem pengukuran tinggi badan antara Inggris dan Prancis. Dalam pengukuran Prancis, Napoleon sebenarnya lebih tinggi dari yang sering diklaim. Selain itu, media dan kartun-kartun yang menggambarkan Napoleon sebagai pria pendek, seringkali memperburuk citra ini. Jadi, meskipun Napoleon tidak setinggi beberapa pemimpin militer lainnya, dia bukanlah pria pendek yang sering digambarkan.
3. Matahari Terbenam di Titanic
Mitos lain yang cukup terkenal adalah gagasan bahwa pada saat Titanic tenggelam pada malam 15 April 1912, langit dipenuhi dengan warna oranye kemerahan yang sangat indah akibat matahari terbenam. Dalam film Titanic karya James Cameron, adegan ini menggambarkan pemandangan matahari terbenam yang dramatis saat kapal raksasa itu mulai tenggelam. Meskipun ini adalah gambar yang sangat emosional dan simbolik dalam konteks film, kenyataannya, Titanic tenggelam pada sekitar pukul 2:20 pagi, yang artinya pada waktu tersebut langit sudah gelap, dan tidak ada matahari terbenam yang terjadi.
Mitos ini tampaknya berasal dari keinginan untuk mempercantik atau membuat lebih dramatis peristiwa tragis tersebut. Namun, secara historis, peristiwa tenggelamnya Titanic terjadi di malam hari, jauh setelah matahari terbenam.
4. Viking Memakai Helm Bertanduk
Salah satu gambaran paling populer tentang Viking adalah mereka mengenakan helm bertanduk saat berperang. Gambar ini sangat sering kita lihat dalam film, buku, atau ilustrasi yang menggambarkan para Viking sebagai pejuang yang garang dengan helm berbentuk tanduk di kepala mereka. Namun, tidak ada bukti sejarah yang mendukung klaim ini.
Helm bertanduk sebenarnya adalah produk budaya populer yang dibuat pada abad ke-19, bukan pada zaman Viking. Faktanya, helm Viking yang ditemukan dalam situs arkeologi umumnya tidak memiliki tanduk. Helm mereka cenderung lebih sederhana, terbuat dari logam atau kulit, dan dirancang untuk melindungi kepala tanpa tambahan ornamen yang bisa menghalangi penglihatan atau mengganggu kenyamanan. Mitos helm bertanduk ini mungkin berasal dari imajinasi seniman yang ingin menciptakan citra Viking yang lebih dramatis dan mengerikan.
5. Galileo Menyatakan Bumi Itu Bulat
Galileo Galilei adalah salah satu ilmuwan paling terkenal dalam sejarah ilmu pengetahuan, terutama berkat kontribusinya dalam astronomi dan fisika. Namun, banyak orang yang salah kaprah mengenai salah satu keyakinan terbesar yang ia bawa: bahwa ia membuktikan bahwa Bumi itu bulat. Meskipun Galileo memang memberikan kontribusi besar dalam membuktikan bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari (konsep heliosentrisme), gagasan bahwa Bumi itu bulat sudah ada jauh sebelum era Galileo.
Bukti bahwa Bumi itu bulat sudah dipahami oleh banyak budaya sejak zaman kuno, seperti oleh para ilmuwan Yunani kuno, termasuk Pythagoras dan Aristoteles, yang memberikan argumen berdasarkan pengamatan perbedaan posisi bintang dan bentuk bayangan Bumi pada gerhana bulan. Galileo sendiri tidak pernah terlibat dalam perdebatan mengenai bentuk Bumi, melainkan fokus pada teori heliosentris dan penelitiannya dengan teleskop yang mengungkapkan fakta bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari.
Mitos-mitos sejarah ini sering kali mengarah pada pemahaman yang keliru atau penggambaran yang berlebihan tentang peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah. Meskipun menarik dan sering kali penuh drama, penting bagi kita untuk menggali lebih dalam dan memeriksa fakta-fakta sejarah secara kritis agar tidak terjebak dalam kekeliruan yang sudah mendarah daging. Sejarah yang benar, meskipun kadang lebih sederhana dan kurang dramatis, tetap menyimpan keindahan dan pelajaran yang lebih berharga untuk kita pelajari.