Jaga Kelestarian Pepohonan, Kota-kota di Indonesia Harus Belajar dari Kota- Kota Dunia

Jaga Kelestarian Pepohonan, Kota-kota di Indonesia Harus Belajar dari Kota- Kota Dunia

Di tengah laju urbanisasi yang terus meningkat, keberadaan ruang hijau dan pepohonan di kawasan perkotaan menjadi semakin penting. Sayangnya, di banyak kota besar di Indonesia, pepohonan justru terpinggirkan oleh pembangunan infrastruktur yang kian masif. Padahal, pelestarian pohon bukan sekadar urusan estetika kota, melainkan menyangkut kualitas hidup, kesehatan publik, hingga mitigasi perubahan iklim. Untuk itu, sudah saatnya kota-kota di Indonesia belajar dari kota-kota dunia yang sukses menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.

Pentingnya Pepohonan di Perkotaan

Pepohonan memiliki peran vital dalam menjaga kualitas udara dengan menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Mereka juga membantu menurunkan suhu kota, mengurangi efek pulau panas perkotaan (urban heat island), serta menyerap air hujan yang dapat mencegah banjir. Selain itu, kehadiran ruang hijau terbukti meningkatkan kesehatan mental dan fisik warga kota.

Namun di Indonesia, banyak pepohonan tua ditebang untuk pelebaran jalan, pembangunan trotoar, atau proyek infrastruktur lainnya, tanpa upaya pemindahan atau penggantian yang sepadan. Kesadaran akan pentingnya pohon sering kali kalah oleh tuntutan pembangunan jangka pendek.

Belajar dari Kota Dunia

Beberapa kota besar dunia telah membuktikan bahwa pelestarian pepohonan dapat berjalan berdampingan dengan pembangunan modern. Berikut beberapa contoh yang patut dijadikan acuan:

1. Singapura – “City in a Garden”

Singapura telah lama mengintegrasikan ruang hijau ke dalam rencana tata kota. Kota ini memiliki lebih dari 2 juta pohon dan terus menambah ruang hijau, bahkan di atap gedung-gedung pencakar langit. Konsep “City in a Garden” menjadikan Singapura sebagai contoh sukses kota hijau di Asia Tenggara.

2. Melbourne, Australia

Melbourne meluncurkan program “Urban Forest Strategy” untuk menanam 3 juta pohon baru hingga 2040. Pemerintah kota juga menyediakan data digital tentang setiap pohon di kota, sehingga publik bisa terlibat langsung dalam pelestariannya.

3. Vancouver, Kanada

Vancouver mengusung visi menjadi kota paling hijau di dunia. Dengan strategi penanaman pohon secara sistematis dan perlindungan ketat terhadap pohon-pohon tua, kota ini berhasil mempertahankan ruang hijau luas di tengah urbanisasi.

4. Paris, Prancis

Paris berambisi menanam 170.000 pohon baru pada 2026 dan menetapkan zona “kota dingin” dengan banyak vegetasi untuk menghadapi gelombang panas yang kian ekstrem akibat perubahan iklim.

Solusi untuk Kota-kota di Indonesia

Agar tidak tertinggal, kota-kota di Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam menjaga dan menambah jumlah pepohonan. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:

  • Menetapkan regulasi perlindungan pohon di area publik dan menetapkan sanksi tegas bagi pelanggaran.

  • Melibatkan masyarakat dalam program adopsi pohon, agar warga ikut menjaga dan merawat pepohonan di lingkungan mereka.

  • Mengintegrasikan pohon dalam perencanaan kota—tidak lagi dianggap sebagai pelengkap, tapi sebagai infrastruktur penting.

  • Menggunakan teknologi GIS dan data digital untuk memantau kondisi pohon dan merencanakan penanaman pohon baru secara efisien.

Penutup

Melestarikan pepohonan bukan sekadar upaya pelestarian lingkungan, tapi juga investasi jangka panjang untuk kehidupan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Kota-kota di Indonesia sudah saatnya mencontoh praktik baik dari kota-kota dunia. Dengan komitmen, inovasi, dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita bisa membangun kota yang hijau, teduh, dan ramah bagi semua makhluk hidup.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *